Rabu, 18 Februari 2015

makalah seni rupa terapan dan pameran sekolah








BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Kami mencoba mengupas lebih dalam kesenian Indukan, agar kita dapat mengenal kesenian di daerah sendiri. Karena menurut kami, bila kita ingin melestarikan kebudayaan nasional, maka kita harus memulai mengenal kebudayaan yang lingkupnya lebih sempit dahulu. Kemudian baru setelah kita menguasai atau paling tidak tahu, kita dapat berlaku sama pada kebudayaan kita yang lain, kebudayaan nasional.
Pepatah mengatakan “tak kenal, maka tak sayang”, yang juga berlaku pada seni. Kita harus mengenalnya secara dekat agar segalanya dapat tetap dinikmati oleh anak cucu kita. Dan semoga kesenian ini dapat dikenal secara luas oleh masyarakat luas.

B.     Maksud dan Tujuan
Penyusunan makalah ini merupakan sebuah bentuk pengaplikasian dari bagian proses pembelajaran yang cukup kompleks tentang seni nusantara. Untuk memperjelas pengaplikasian tersebut, maka dapat di rumuskan sebuah maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini
a.       Mengetahui pengertian Seni Nusantara
b.      Mengetahui pengertian Pameran sekolah







BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Karya Seni Rupa
Karya seni rupa terapan yang terdapat di Nusantara sangat beragam dengan aneka jenis, bentuk, fungsi, dan teknik pembuatannya. Karya Seni rupa terapan Nusantara tersebut dengan segenap keunikan gagasannya patut mendapatkan apresiasi, baik secara aktif maupun pasif. Gagasan (ide kreatif) tersebut merupakan awal proses penciptaan karya seni, termasuk karya seni rupa terapan Nusantara yang diciptakan berdasarkan nilai guna tanpa mengesampingkan nilai seni.

Jika diperhatikan secara seksama dapat disimpulkan bahwa Hasil karya seni rupa terapan setiap daerah itu berbeda-beda dimana masing-masing daerah memiliki keunikan atau kekhasan tersendiri, baik dalam teknik maupun ketersediaan bahan yang ada di sekitarnya. Benda benda seni rupa terapan yang dihasilkan di berbagai daerah, di antaranya sebagai berikut.
1.        Pembagian Karya Senirupa Terapan Nusantara
·        Kerajinan batik
Sejarah batik di Nusantara berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Kain batik dibuat dengan cara melukis dengan menggunakan canting dan kuas di atas kain dengan bahan lilin yang dipanaskan. Hasil proses membatik tersebut dinamakan batik tulis.




·        Kerajinan ukir
Kerajinan ukir di Nusantara, antara lain berupa seni ukir kayu dan seni ukir logam. Daerah-daerah penghasil kerajinan ukir kayu di Nusantara, di antaranya adalah Jepara, Cirebon, Bali, Kalimantan, Papua, Madura, dan Sumatra. Kerajinan ukir logam terbuat dari perak, tembaga, emas, dan kuningan. Proses pembuatan kerajinan logam banyak menggunakan teknik cetak atau cor, tempa, toreh, dan penyepuhan. Daerah penghasil kerajinan logam di Nusantara, antara lain Jawa Tengah dan Yogyakarta.
·        Kerajinan anyaman
Anyaman banyak kita jumpai, baik berupa benda pakai maupun benda hias. Anyaman dibuat dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan-bahan alami yang digunakan, antara lain bambu, rotan, daun mendong, dan janur. Bahan-bahan sintetis yang digunakan, antara lain plastik, pita, dan kertas. Daerah penghasil kerajinan anyaman, antara lain Bali, Kudus, Kedu, Tasikmalaya, dan Tangerang
·        Kerajinan topeng
Topeng merupakan hasil karya seni kerajinan yang bisa digunakan untuk keperluan perlengkapan tari dan hiasan. Kerajinan topeng umumnya dibuat dari bahan kayu. Daerah penghasil kerajinan topeng di Nusantara, antara lain Yogyakarta, Cirebon, Bali, Surakarta, dan Bandung. Setiap daerah memiliki ciri khas topeng yang berbeda.
·        Kerajinan tenun
Tenun merupakan hasil kerajinan tradisional yang dibuat dengan teknik dan alat khusus. Kerajinan tenun banyak terdapat di Kalimantan, Minangkabau, Sumatra Utara, NTT, NTB, Lampung, Flores, Sulawesi, dan Palembang. Motif yang dibuat pun berlainan di setiap daerah. Berbagai motif tenun dari Palembang, antara lain mawar Jepang, cantik manis, bintang berantai, nago besaung, dan bunga cino. Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Keduanya berbeda dalam teknik dan bahan yang digunakan. Berbeda dengan tenun ikat, pada songket mendapat tambahan benang emas yang diletakkan dengan teknik tusuk dan cukit.
·        Kerajinan wayang
Wayang merupakan budaya asli Nusantara, yang ceritanya berasal dari budaya Hindu India. Wayang dibuat untuk seni pertunjukan sekaligus sebagai hiasan. Jenis wayang terdiri atas wayang kulit yang terbuat dari kulit kerbau dan wayang golek yang terbuat dari kayu. Daerah penghasil kerajinan wayang, di antaranya Bali, Yogyakarta, dan Surakarta.
·        Kerajinan keramik
Keramik merupakan hasil karya seni kerajinan yang berbahan dasar dari tanah. Hasil kerajinan keramik sangat beragam, seperti vas bunga, guci, mangkuk, cangkir, dan lain-lain. Daerah penghasil kerajinan keramik yang terkenal di Nusantara, di antaranya Kasongan (Yogyakarta), Sompok, dan Mayong (Jepara).
2.       Fungsi Karya Senirupa Terapan Nusantara
Secara umum Fungsi Karya seni rupa terapan yang ada di Nusantara memiliki dua fungsi sebagai berikut.
  • Pemenuhan kebutuhan yang bersifat praktis (kegunaan), yaitu karya yang fungsi pokoknya sebagai benda pakai, selain juga memiliki nilai hias. Misalnya, perabotan rumah tangga, seperti meja dan kursi, lemari, dan tekstil.
  • Pemenuhan kebutuhan yang bersifat estetis (keindahan), yaitu fungsi yang semata-mata sebagai benda hias. Misalnya, karya batik atau tenun yang dibuat khusus untuk hiasan dinding dan benda-banda kerajinan untuk penghias ruangan, seperti topeng, patung, dan vas bunga.
3.       Bentuk Karya Senirupa Terapan Nusantara
Jika dilihat dari segi bentuknya maka senirupa terapan yang ada di nusantara secara garis besar terbagi empat, yaitu sebagai berikut :
·        Rumah adat
Rumah adat di Indonesia mempunyai bentuk yang sangat beragam. Jika melihat bangunan rumah adat di Indonesia secara keseluruhan maka kita akan dapat membedakan bangunan rumah adat tersebut berdasarkan atapnya, ragam hiasnya, bentuk, dan bahan bakunya. Misalnya, rumah Gadang di Padang bentuknya memanjang ke samping dan rumah adat Minahasa bentuknya memanjang ke belakang. Rumah beratap joglo di Jawa, rumah beratap bubungan tinggi di Jambi, rumah beratap gonjong di Minangkabau, dan rumah beratap limas terpenggal di Papua. Bentuk rumah dengan tiang yang berkolong, atau yang biasa disebut rumah panggung terdapat di Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.
·        Senjata tradisional
Berbeda dengan masa lalu, beragam senjata tradisional saat ini lebih sering digunakan sebagai peralatan untuk bekerja. Selain itu juga digunakan sebagai perlengkapan acara ritual, perlengkapan pakaian adat, pertunjukkan seni tradisional, dan sebagai benda hias.
·        Transportasi tradisional
Alat transportasi yang masih mempertahankan bentuk dan ciri khas tradisionalnya masih dapat dijumpai di wilayah Nusantara. Misalnya, perahu, kereta kuda, pedati, dan becak.
·        Seni kriya
Bentuk karya seni kriya Nusantara amat beragam. Beragam pula bahan alam yang digunakan. Dari sejumlah seni kriya Nusantara, ada yang tetap mempertahankan ragam hias tradisional dan ada pula yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar. Seni kriya dapat dikelompokkan menjadi seni kriya pahat, seni kriya tekstil, seni kriya anyaman, dan seni kriya keramik.
Sebagai catatan bahwa terkadang ada yang mempersamakan antara Seni Kriya dengan Senirupa Terapan padahal Seni Kriya adalah bagian dari Karya Seni Rupa Terapan.

B.     Pameran Sekolah

1.        Pengertian
Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seniman untuk menyampaikan ide atau gagasannya ke pada publik melalui media karya seni. Kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antaran seniman yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.”
Hasil karya yang dipamerkan dikumpulkan dengan cara seleksi. Jenis karya ini terdiri dari karya seni rupa yang meliputi dua dimensi dan tiga dimensi serta kerajinan tangan. Pengumpulan karya ini sekaligus sebagai pengumpulan atau pemasukan nilai mata pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan.

2.        Manfaat Pameran Seni Rupa di Sekolah
Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam bidang kesenirupaan, karena kegiatan pameran baik sekali kegunaannya baik bagi siswa, seniman, pengamat seni rupa, maupun bagi perkembangan seni rupa pada umumnya. Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan karya-karyanya kepada masyarakat baik dilingkungan sekolah ataupun masyarakat umum untuk dilihat, dinilai, dikagumi, atau dikritik.
Manfaat pameran seni rupa di lingkungan sekolah
·        Meningkatkan kemampuan berkarya
·        Dapat melakukan penilaian / evaluasi
·        Sebagai sarana apresiasi dan hiburan
·        Melatih siswa untuk bermasyarakat
3.        Jenis-Jenis Pameran
Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang ditampilkan, dibedakan menjadi dua, yaitu pameran homogen dan pameran heterogen.
a.       Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan satu karya seni rupa saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik dan lain sebagainya.
b.      jenis karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan dalam satu ruang pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan.
Pameran seni rupa yang diselenggarakan dalam kaitannya dengan pendidikan seni rupa di sekolah, biasanya merupakan pameran heterogen, karena menampilkan jenis karya seni rupa yang beragam mulai dari lukisan, patung, ukiran, keramik, karya kerajinan, dan karya seni rupa lainnya.
Pameran berdasarkan pada jumlah seniman yang tampil, pameran dapat dibedakan ke dalam :
·        Pameran perorangan atau pameran tunggal
·        Pameran kelompok, baik kelompok seniman dalam satu sanggar atau satu almamater, kelompok seniman dalam satu aliran dan kelompok lainnya.
4.       Syarat – Syarat  Penyelenggaraan  Pameran Di Sekolah

Untuk dapat menyelenggarakan pameran karya seni rupa di lingkungan sekolah, ada beberapa hal yang harus dikerjakan, yaitu :
·        Mengumpulkan karya yang akan dipamerkan
·        Membentuk kepanitiaan pameran
·        Menyusun proposal pameran
·        Menyiapkan publikasi dan dokumentasi pameran
·        Menyiapkan ruang atau tempat dan perlengkapan pameran
·        Menata karya-karya yang akan dipamerkan
5.        Fungsi Pameran
Kegiatan pameran memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni (seniman) dengan pengamat seni (apresiator). fungsi utama dari pameran seni rupa pada hakekatnya adalah untuk membangkitkan apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan penonton. Kegiatan pameran merupakan wahana untuk menumbuhkembangkan apresiasi masyarakat tehadap seni. Bentuk apresiasi terdiri dari apresiasi kreatif dan apresasi afektif. Pada tataran apresiasi kreatif membawa pengamat untuk menggunakan rasio dalam menanggapi persoalan yang dihadapinya sedangkan apresiasi afektif lebih melibatkan perasaan sehingga pengamat merasa dan mengalami empati dan memperoleh rasa puas dari pada orang yang hanya melakukan apresiasi kreatif.
fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya:
·        Meningkatkan apresiasi seni
·        Membangkitkan motivasi berkerya seni
·        Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas
·        Berkarya visual lewat karya seni
·        Belajar berorganisasi
6.      Jenis Pameran Seni Rupa
a.      Pameran Tetap
Pameran ini biasanya dilakukan oleh lembaga profesional atau pemerintah seperti penyajian karya-karya koleksi oleh galeri, museum, dan sebagainya. Waktu penyelenggarannya dilakukan secara periodik misalnya satu tahun sekali.
b.      Pameran Temporer Penyelenggaraan kegiatan pameran ini dirancang menurut kebutuhan penyelenggara dan pihak-pihak terkait lainnya. Pola Pameran Temporer meliputi:
·        Pameran Tunggal/Pameran Bersama
Materi yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan. Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu. Dalam konteks sekolah, pameran seni rupa bisa dilakukan secara bersama-sama baik dalam ruang lingkup kelas maupun sekolah (semua kelas) di sekolah tersebut
·        Pameran Khusus
Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung lembaga tertentu misalnya oleh Galeri Nasional Indonesia, museum dan lembaga lain. Materi yang dipamerkan dapat merupakan koleksi lembaga tersebut atau milik seniman atau kolektor lainnya. Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun
·        Pameran Keliling
Kegiatan pameran ini dilakukan dengan cara menyajikan karya-karya koleksi lembaga profesional atau pemerintah seperti Galeri Nasional Indonesia, musium, maupun karya seniman di luar instansi tersebut ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri. Kegiatan ini merupakan kerjasama antar berbagai pihak. Waktu penyelenggaraan pameran minimal berlangsung selama 10 hari.








BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Seni rupa terapan adalah hasil karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang rasa keindahan. Misalnya lukisan, patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto.


























KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. 


Tulang Bawang, Februari 2015




Penulis








DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
C.       Latar Belakang....................................................................................... 1
D.     Maksud dan Tujuan................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN
C.     Pengertian Karya Seni Rupa................................................................... 2
1.      Pembagian Karya Senirupa Terapan Nusantara ................................ 2
2.     Fungsi Karya Senirupa Terapan Nusantara..................... 4
3.     Bentuk Karya Senirupa Terapan Nusantara.................... 5

D.     Pameran Sekolah.................................................................................... 6

1.      Pengertian........................................................................................ 6
2.      Manfaat Pameran Seni Rupa di Sekolah............................................ 6
3.      Jenis-Jenis Pameran.......................................................................... 7
4.      Syarat – Syarat penyelenggaraan pameran di sekolah........................ 7
5.      Fungsi Pameran................................................................................ 8
6.      Jenis Pameran Seni Rupa.................................................................. 8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................ 10






Tidak ada komentar:

Posting Komentar